"Kayaknya mobilnya Pak Antok itu mobil curian loh, tadi ada polisi intel yang nanyain"
"Eh, Jeng, Jeng, sudah tahu belum kalau adiknya si Ani kena jambret, sok pamer sih"
![]() |
Add caption |
Yaa, yaa, yaa. 'katanya, kayaknya, kabarnya, sudah tahu belom?" dan masih banyak deretan kata lain yang sering kali wara - wiri di bibir orang - orang yang hobi bergosip. Bergosip atau membicarakan hal - hal yang tak penting memang sudah jadi kebiasaan buruk manusia. Sayangnya, kebiasaan ini seolah telah mendarah daging dan sulit ditinggalkan.
Nah, bagi Anda yang ingin menghindar dari jebakan gosip ini, kenapa tak coba tes penyaringan anti gosip aja? Tes Penyaringan anti gosip? Memang ada ya? Tentu saja. Tes ini dibuat oleh seorang filsuf ternama Yunani kuno, yakni Socrates. Dari jaman dulu, ternyata hobi gossip ini sudah ada ya?
Supaya lebih jelas, simak lewat cerita saja ya.
Jadi, suatu hari, seorang filsuf ternama Yunani kuno, Socrates berjumpa dengan seorang pria muda. Pemuda itu menyapa Socrates dan langsung saja melontarkan suatu pertanyaan “Apa kamu tahu apa yang baru saja ku dengar tentang temanmu?”
Jadi, suatu hari, seorang filsuf ternama Yunani kuno, Socrates berjumpa dengan seorang pria muda. Pemuda itu menyapa Socrates dan langsung saja melontarkan suatu pertanyaan “Apa kamu tahu apa yang baru saja ku dengar tentang temanmu?”
“Tunggu dulu.” Dengan segera,
Socrates langsung menimpali pembicaraan pemuda itu. “Sebelum kamu memberitahuku
tentang temanku, saya pikir akan lebih baik jika kita melakukan tes penyaringan terlebih
dahulu tentang apa yang akan kamu katakan. Aku menyebutnya dengan tiga test
penyaringan.” Sambung Socrates meminta persetujuan dari pemuda itu.
Setalah mendapat kesepakatan,
Socrates lanjut dengan pertanyaan saringan yang pertama “Apakah kamu yakin 100%
bahwa apa yang akan kamu katakana padaku adalah kebenaran?”
“Umh, tidak.” Kata pemuda itu. “Sebenarnya,
aku hanya mendengarnya saja dan … “
“Okay.” Socrates memotong penjelasan
pemuda itu dan melanjutkan pada tes penyaringan anti gosip yang kedua “Jadi kamu tidak benar-benar yakin bahwa ini kenyataan atau tidak.
Okay, kalau begitu mari kita lanjutkan dengan test penyaringan yang kedua. Ini
adalah tentang saringan kebaikan. Jadi, Apakah yang akan kamu sampaikan padaku
tentang temanku adalah sesuatu yang baik?” Socrates melanjutkan pertanyaannya.
“Umm, tidak, sebenarnya, ini
kebalikannya …” Pemuda itu menjelaskan pada Socrates yang dengan segera
ditanggapi sang filsuf dengan “Jadi, kamu ingin mengatakan
sesuatu yang buruk tentang temanku, tapi kamu tidak yakin akan kebenarannya?”
Socrates menegaskan jawaban dari pemuda itu.
“Kamu mungkin masih bisa melewati test ketiga, masih ada satu saringan lagi. Test pertanyaan penyaringan yang ketiga adalah tentang kepentingan. Apakah apa yang kamu ingin sampaikan padaku tentang temanku itu akan bermanfaat untukku?”
“Kamu mungkin masih bisa melewati test ketiga, masih ada satu saringan lagi. Test pertanyaan penyaringan yang ketiga adalah tentang kepentingan. Apakah apa yang kamu ingin sampaikan padaku tentang temanku itu akan bermanfaat untukku?”
“Tidak, aku tidak yakin.” Jawab pemuda
itu ragu-ragu.
“Okay.” Socrates lalu memahami
tentang apa yang hendak disampaikan pemuda itu dan menyimpulkan “Jika apa yang
hendak kamu sampaikan padaku itu tidak pasti benar, tidak baik dan tidak
berguna, lalu mengapa kamu harus mengatakannya padaku?”
Betul khan? Banyak orang yang membicarakan hal - hal tak penting yang sebenarnya, justru akan menodai karakter mereka sendiri. Bukankah bergosip malah akan membuat karaktermu menjadi buruk?
Ingatlah selalu, bahwa karakter yang baik akan menjadi sebuah batu nisan terbaik. Mereka yang mencintaimu dan merasa beruntung akan kehadiranmu, maka akan selalu mengingatmu. Bahkan ketika dirimu dan apa yang kamu lakukan untuk mereka telah hilang. Mereka tetap akan mengukir namamu di dalam hati mereka, dan bukannya di batu marmer kubur yang mungkin akan dengan mudah mereka lupakan.
Ingatlah selalu, bahwa karakter yang baik akan menjadi sebuah batu nisan terbaik. Mereka yang mencintaimu dan merasa beruntung akan kehadiranmu, maka akan selalu mengingatmu. Bahkan ketika dirimu dan apa yang kamu lakukan untuk mereka telah hilang. Mereka tetap akan mengukir namamu di dalam hati mereka, dan bukannya di batu marmer kubur yang mungkin akan dengan mudah mereka lupakan.