Mahmoud Ahmadinejad adalah presiden keenam Iran yang bisa dikatakan paling kontroversial. Ya, tak hanya kontroversial di negara saja, tapi saking kontroversialnya, dia sampai – sampai mampu mengguncang kepercayaan diri Amerika sang super power.
Ahmadinejad memulai karir pertamanya sebagai presiden pada tanggal 3 Agustus 2005. Sebelum menjadi presiden, figur kontroversial yang lahir pada 28 Oktober 1956 di Aradan, Semnan, Iran ini pun pernah menjabat sebagai walikota Teheran selama dua tahun (3 Mei 2003 sampai 28 Juni 2005).
Sosok Ahmadinejad ini memang sangat dicintai oleh rakyatnya karena karakternya yang unik dan kharismatik. Lantas, apa ya yang membuat karakter Mahmoud Ahmadinejad, sang Presiden Iran ini begitu spesial?
Ini karena tingkah lakunya yang memang spesial, lihat saja bagaimana Ahmadinejad berperilaku selama menjadi Presiden Iran? Ini dia sedikit overview dari karakter Ahmadinejad yang membuatnya begitu spesial sehingga ia pun banyak dicintai (rakyatnya), sekaligus dibenci (negara – negara barat).
Begitu ia terpilih sebagai presiden Iran, sesegera mungkin Ahmadinejad langsung mengumumkan kekayaan dan properti yang dimiliki, meliputi mobil Peugeot, dan sebuah rumah sederhana yang merupakan warisan ayahnya 40 tahun lalu yang ada di wilayah kumuh Teheran.
Saldo di dalam banknya yang jumlahnya sangat minim pun juga diumumkan. Satu-satunya pemasukan bulanan yang masuk ke rekeningnya adalah gaji sebagai dosen yang nilainya sekitar US$ 250 saja.
Langkah pertama ketika menduduki kantor kepresidenan, yang ia lakukan adalah mengambil seluruh karpet istana yang mewah dan mahal, kemudian menyumbangkannya untuk masjid – masjid di Teheran. Sebagai gantinya, ia memasang karpet biasa yang mudah dibersihkan untuk istana kepresidenan Iran.
Ia hidup dengan kesederhanaan. Bahkan, para menterinya pun juga diminta untuk hidup sederhana. Rekening pribadi sekaligus para kerabat dekat dari para menterinya diawasi. Jadi, ketika masa jabatan para menterinya berakhir, mereka bisa meninggalkan kantor dengan kepala tegak.
Ia meggantikan ruangan – ruangan yang sangat besar dan mewah yang digunakan untuk menghormati tamu VIP, dengan ruangan – ruangan yang lebih kecil. Ia mengkonsultasikannya pada protokoler dan memilih mengisi ruang tamu untuk VIP ini dengan dua kursi kayu yang sederhana, tapi tetap terlihat impresif.
Ia senang memanfaatkan kesempatan di waktu luangnya untuk bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.
Selama jadi presiden, ia tak pernah mengambil gajinya. Pendapatnya, semua kesejahteraan adalah milik negara, dan tugasnya sebagai presiden adalah untuk menjaganya saja.
Setelah menjadi presiden, ia lebih memilih tinggal di rumah lamanya. Hanya sebuah rumah sederhana yang ditinggali oleh seorang presiden dari negara yang secara strategis, ekonomis dan politis bisa dikatakan maju karena minyaknya yang melimpah.
Sebuah hal yang mengagumkan setiap staf kepresidenan ketika melihat sosok presiden Iran ini, karena ia selalu membawa tas berisikan sarapan roti isi atau roti keju yang disiapkan istri tercintanya setiap hari. Ahmadinejad memilih menikmati roti buatan sang istri dengan gembira dan meminta kebiasaan menyediakan makanan spesial untuk presiden dihentikan.
Ahmadinejad menggantikan pesawat terbang kepresidenan dengan pesawat kargo. Dengan demikian, ia bisa lebih menghemat pajak untuk dirinya maupun untuk masyarakatnya. Sekalipun ia sedang berterbangan, ia memilih menggunakan pesawat terbang biasa dan di kelas ekonomi pula.
Ia rajin mengadakan rapat dengan para menterinya agar bisa mendapatkan info paling update tentang kegiatan dan efisiensi yang telah dilakukan. Protokoler istana juga dipotong agar menteri – menterinya bisa segera masuk ke ruangannya tanpa ada hambatan. Bahkan, berbagai kebiasaan protokoler yang dirasa tak perlu seperti upacara – upacara, karpet merah dan sesi foto atau publikasi pribadi pun dihentikan demi tujuan efisiensi.
Keteguhannya dalam menyiarkan nilai – nilai murni Islam sangat luar biasa, sampai – sampai Ahmadinejad mengirimkan surat terbuka kepada George W Bush yang isinya tentang ajakan untuk memeluk Islam. Ahmadinejad beranggapan bahwa ajaran Islam adalah tatanan hidup paling ideal untuk Iran, bahkan untuk seluruh dunia.
Ia bersikeras untuk mengembangkan nuklir damai di Iran, meski harus mendapat kecaman dari dunia barat. Ujarnya, ‘Kalau nuklir itu berbahaya, kenapa ada pihak yang dibiarkan menggunakannya? Kalau nuklir itu berguna, kenapa ada pihak yang tidak diperbolehkan untuk menggunakannya?”
Ketika harus menginap di hotel, ia akan meminta disediakan kamar tanpa tempat tidur dengan ukuran yang tak terlalu besar. Ahmadinejad memang tak suka tidur di atas kasur. Ia malah lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut.
Ketika sholat berjamaah, meski kedudukannya adalah seorang presiden, ia tak duduk di barisan paling depan.
Ketika suara azan berkumandang, tak peduli sedang dimana pun dirinya berada, Ahmadinejad akan sesegera mungkin mengerjakan shalat, meski hanya beralaskan karpet biasa.
Ketika ia menggelar hajatan pernikahan untuk putranya, ia hanya mengadakannya dengan sebuah pesta yang sangat sederhana, layaknya kaum buruh.