Kisah Sebutir Debu – Benito Mussolini -Part 2 from 2

image source: www.ilduce.net

Kemajuan memang telah dihadirkan Mussolini di Italia dan juga diakui olah banyak pemimpin dunia di Negara lain. Bahkan Mahatma Gandhi menyebutnya sebagai “penyelamat Italia baru”. Ada satu nilai positif dari Mussolini tentang caranya menjalankan kehidupan pribadinya. 

Karena meski dalam kejayaannya, Musssolini tetap hidup dalam caranya yang biasa. Dalam kesederhanaan. Cara hidup Mussolini menunjukkan bahwa dirinya bukan sosok yang mendambakan harta yang berlimpah ruah dan kemewahan untuk dirinya sendiri. Tapi tetap, untuk Italia, Mussolini menggilai kejayaan yang berlimpah.

Ketenaran Mussolini ini pun sampai di Jerman. Pada tanggal 14 juli 1934, Mussolini mendapat kunjungan dari Hitler, kanselir Jerman, yang sangat mengagumi Mussolini. Bagi Hitler, ini adalah kunjungan spesial. Tapi bagi Mussolini, ini bukanlah pertemuan yang spesial. 

Tapi selanjutnya, pertemuan inilah yang di kemudian hari membawa perubahan besar dalam tata kepemimpinannya. Sebuah perubahan yang didorong oleh nafsu untuk mengantarkan Italia mengukir sejarah terbesarnya.


Mussolini yang mengidamkan kejayaan Italia sebagai penguasa dunia, mulai melakukan serangan pertamanya untuk menaklukan Etiopia pada 3 oktober 1935. Penyerangan ini sukses. Kesuksesan ini membuautnya terlelap hingga tak mengetahui bahwa kepemerintahannya sedang dilanda penyelewengan, korupsi, dan manipulasi. Bahkan Mussolini terus melancarkan impiannya untuk menjadi penguasa dunia.


Sekelompok pemberontak Spanyol datang kepada Mussolini untuk meminta bantuannya agar bisa mendirikan pemerintahan model fasis. Tentu hal ini membuat girang hati Mussolini. Meski menelan banyak dana hingga membawa kemerosotan ekonomi Italia, Italia terus membantu pihak pemberontak Spanyol yang ingin mendirikan pemerintahan model fasis ini.


Kisah berlanjut hingga pada 25 September 1937, Mussolini mengadakan kunjungan ke Jerman. Dalam kunjungannya ini, Mussolini terkesima dengan aksi penyambutannya yang dianggap luar biasa dari Hitler. 

Kondisi berbalik dari awalnya Hitler yang memuja Mussolini, kini Mussolini-lah yang memuja Hitler. Mussolini menjadi terobsesi dengan kejayaan Nazi Jerman. Bahkan kekagumannya ini, membuat Mussolini mengubah segala yang berbagu roma dan fasis, menjadi hal-hal berbau Jerman dan Nazi sekembalinya dia ke Italia.


Sementara itu, Mussolini masih terus berperang. Keadaan ekonomi Negara yang hancur dan carut marut seakan tak lagi diperhatikan. Kemiskinan merajalela, sementara Mussolini terus berusaha menguasai dunia. Tapi langkahnya mulai tak beraturan. 

Kekuatannya sudah tak cukup besar untuk menaklukkan bahkan satu negara saja. Perang-perang yang dilakukan Mussolini malah membawa Italia semakin merosot dalam keterpurukan dan kekalahan. Kondisi luar negeri kacau, dan kondisi dalam negeri juga semakin kacau. 

Kecintaan rakyat pada Mussolini berbalik arah pada kebencian. Ketidakpuasan rakyat akan kepemimpinan diktator yang haus kekuasaan ini mulai memuncak. Konspirasi penggulingan Mussolini pun dilancarkan.

Baca kisah sebelumnya di Kisah Sebutir Debu – Benito Mussolini -Part 1 from 2

24 Juli 1943 pertemuan diadakan untuk memojokkan sikap Mussolini. Tidak ada jalan bagi Mussolini untuk membela diri. Karena pertemuan ini, Mussolini terpaksa meletakkan jabatannya di hadapan Raja pada keesokan harinya. Inilah akhir dari kejayaan Mussolini. 

Kepemimpinannya yang awalnya dipuju-puja dari berbagai pelosok, kini justru dicemooh. Penurunan jabatan Mussolini bahkan dirayakan dimana-mana. Rakyat yang telah bosan pada sosok pemimpin ini bersorak sorai. Tak ada lagi yang memberikan dukungannya atau bahkan memuja namanya. “Duce” telah hilang.

Kehidupan Mussolini menjadi memprihatinkan. Setelah kehilangan kekuasaannya ini, Mussolini menjadi pelarian dan ditangkap di banyak tempat. Mussolini bahkan sempat menjadi boneka Hitler Republic Sallo sebelum akhirnya melarikan diri pada 23 April 1945 hingga tertangkap di Jerman.

Beberapa hari setelah tertangkap, utusan komite pembebasan Italia membebaskannya dari Jerman, bersama Claretta kekasihnya. Pada sebuah belokan, mobil yang membawa Mussolini dihentikan. Kolonel Valerio yang telah membebaskannya, kini malah menyudutkannya di tembok. Kolonel itu dengan suara puas dan lantang berkata kepada Mussolini “Atas perintah Korps Sukarela untuk kemerdekaan, aku dikirm untuk menjalankan keadilan atas nama rakyat”.

Tepat pada pukul 04.10 suara tembakan meletus dan bergema di pegunungan sebayak dua kali. Pagi hari berikutnya, dua mayat tergeletak di depan garasi Piazzale Loretto di Milan. Ya! itu adalah mayat Mussolini dan Clareta. 

Bukannya tersentak akan kematian mantan pemimpin mereka, orang-orang justru memaki, mengejek, meludahi, dan bahkan menembaki lagi kedua orang yang sudah menjadi mayat ini. Mayatnya tidak diurus selayaknya orang mati yang harus segera dikuburkan. Mayat ini justru digantung terbalik selama sehari. Hingga akhirnya, kedua mayat ini dimakamkan di pemakaman keluarga di Predapio pada hari berikutnya.

Ketika ditahan, dua tahun sebelum kematiannya ini, Mussolini pernah berkata

“INILAH TAKDIRKU: DARI DEBU, BERKUASA, KEMBALI KE DEBU”.

Suatu kisah yang menakjubkan dari sebuah mimpi anak kecil nakal untuk menjadi penguasa Italia, hingga akhirnya mendapatkan mimpinya untuk menguasai Italia. Ia pernah membawa kejayaan bagi rakyatnya. 

Membuat hampir seluruh rakyat Italia menikmati kesejahteraan. Sampai sebelum haus kekuasaan menodai kepemimpinannya. Sampai pada akhir hidupnya, jalanan kembali menampungnya dalam cemoohan. Kisah sebutir debu.

Related Post

Next
Previous