Sore hari yang cerah. Matahari masih sigap menjaga
bumi tetap terang. Tak ada sedikit pun mendung yang bergantung di atas langit. Meski
bukan pagi, tapi ini adalah sore hari yang cerah. Ya! Begitu cerah seperti
pandangan seorang anak laki-kali dewasa berusia 24 tahun. Dengan mata yang
berbinar-binar ia memandangi sekelilingnya. Tak ada yang salah dengan wajahnya
yang sumringah. Dia hanya duduk tersenyum di samping ayahnya yang sudah lewat
paruh baya, di samping jendela, di dalam sebuah kereta yang melaju kencang.
“Ayah! Lihat! pohon-pohon itu berlari menjauhi
kita!” Pria 24 tahun itu tiba-tiba bergumam kegirangan ke arah ayahnya.
Ayahnya diam tersenyum memandangnya. Sementara itu,
sepasang kekasih muda yang duduk di dekat mereka memandang pria 24 tahun itu
dengan rasa kasihan.
“Ayah, lihat! Awan-awan itu berlari bersama kita!”
Pria 24 tahun itu kembali bergumam pada sang Ayah.
Pasangan muda itu kembali melirik ke Pria 24 tahun
itu, keheranan melihat tingkahnya yang kekanakan. Pasangan itu tak dapat tidak
menghiraukannya dan berkata pada Ayah pria itu.
“Kenapa kamu tidak membawa anakmu ke dokter?”
Lalu sang Ayah menjawab..
“ya, tentu saja. Kita baru saja dari rumah sakit. Anakku
terlahir buta sejak lahir. Dan dia baru mendapatkan matanya hari ini.”
--**
Masing-masing orang di bumi ini punya kisahnya
sendiri. Jangan pernah menilai seseorang sebelum kamu benar-benar memahami apa
yang mereka alami. Kau akan terkejut dengan kisah mereka.
Every single person on the planet has a story. Don’t judge people before
you truly know them. The truth might surprise you.
Disadur dari: http://www.livin3.com/